Wednesday, April 18, 2012

Jalan-jalan ke Giethoorn, Venisia di Belanda


Giethoorn di dekat kota Zwolle
Suatu hari yang cerah di bulan Juli, kami berjalan-jalan ke Giethoorn, suatu kampung kecil di sebelah utara kota Zwolle. Giethoorn terletak sekitar 110 km di timur laut Amsterdam, berada di provinsi Overijssel.  Dari Delft kami mengendarai mobil melewati jalan bebas hambatan A4 sampai Amsterdam dan disambung dengan A6 menuju Lelystad di utaranya. Sekitar 30 km lagi dari Lelystad dengan menggunakan jalan yang lebih kecil dan sepi ke arah timur laut sampailah kami ke tempat tujuan.
Semakin ke utara dari Amsterdam, pemandangan sepanjang jalan memang agak membosankan, karena datar dan hanya diisi padang rumput atau sesekali kincir angin yang berukuran besar. 
Danau kecil di Giethoorn
Giethoorn adalah sebuah kampung kecil yang bisa dikatakan sebagai kampung bebas kendaraan beroda. Dikenal sebagai “Venice of the North” atau “Venice of the Netherlands”, memang cukup beralasan karena hampir seluruh kampung tersebut dikelilingi kanal. Kendaraan beroda hanya berakhir di ujung kampung, dimana orang bisa memarkir kendaraan dengan leluasa di tempat parkir yang luas.  Untuk ke dalam dan berjalan mengelilingi kampung yang indah tersebut orang menggunakan perahu listrik yang disebut “punters” atau perahu berbisik karena suaranya yang halus membelah air di kanal-kanal.
Berperahu di bawah jembatan kayu
Ada sekitar 7.5 km panjang kanal di kampung kecil itu. Terdapat 50 jembatan kayu melintas kanal yang kedalamannya hanya kira-kira 1 meter saja. Kampung ini didirikan sekitar tahun 1230 oleh pelarian dari daerah Mediterania yang menetap disini. Mereka menemukan banyak serakan tanduk kambing liar yang mungkin punah karena banjir besar sekitar tahun 1170, sehingga kemudian mereka menyebut daerah ini sebagai Geytenhorn (horn of goat atau tanduk kambing), yang kemudian berubah sebutannya menjadi Giethoorn.
Kanal yang dangkal ini hanya cukup untuk lalu lalang perahu kecil “punters”. Rumah-rumah yang dibangun di sekitar kanal ini dihubungkan satu sama lain dengan jalan setapak dan jembatan kayu atau dengan menggunakan perahu untuk melintasi kanal. Hampir semua rumah tua yang ada di Giethoorn ini beratapkan daun semacam ilalang yang tebal dan dipotong dengan rapi.  Berbeda dengan atap ilalang di Indonesia yang tipis, di negeri ini tebal atap hampir sekitar 30 cm. Kampung Giethoorn ini dihuni oleh sekitar 3000 orang, hampir semua tinggal di lahan seperti pulau karena dikelilingi air.

Rumah-rumah beratapkan daun ilalang
 Selama musim panas, turis banyak berkunjung ke daerah ini untuk berperahu berkeliling danau dan kanal menikmati pemandangan asri. Perahu-perahu disewakan per jam, dan dengan mengendarai sendiri, perahu itu bebas kita pakai sesuai perjanjian. Dengan dibekali peta ala kadarnya tentang danau dan kanal yang ada di Giethoorn ini oleh pemilik perahu, kita bisa berkeliling dengan bebas. Seperti halnya jalan mobil, di setiap kanal ini juga terdapat tanda lalu lintas, untuk mengatur arah perahu supaya tidak bertabrakan karena kanal yang tidak  begitu lebar.

Rumah yang menjadi Galeri kerang
 Kelihatannya, tempat ini cukup popular bagi kalangan orang Belanda sendiri, terutama yang sudah berusia agak lanjut. Rumah-rumah tua dengan gaya arsitektur yang cantik itu berubah fungsi menjadi restoran, museum atau penginapan yang cantik.  Melihat kebersihan dan kerapiannya seperti kota buatan yang sering dibangun di zaman sekarang untuk lokasi resor, tapi ini adalah benar-benar kampung atau pemukiman tua.
 Bagaimana turis manca negara berkunjung ke tempat ini? Tidak terlalu sukar, karena bila mengklik website objek wisata di Belanda, dapat ditemukan penawaran paket wisata one-day tour ke  Giethoorn yang dimulai dari kota Amsterdam.  Kalau ingin mengendarai mobil sendiri, maka rute yang harus dilalui dari Amsterdam adalah: Almere – Lelystad – Emmeloord melalui jalan bebas hambatan A6. Kemudian setelah keluar dari Emmeloord gunakan jalan N331 dan dilanjutkan dengan N333 ke arah Steenwijk. Sebelum memasuki Steenwijk  ambil jalan N334 ke Giethoorn. Akan lebih mudah bila menggunakan GPS dengan menuliskan tujuan perjalanan yaitu Giethoorn-Steeinwijkerland.
Restoran di pinggir kanal

Setelah cukup pegal berada dalam perahu kecil selama 1 jam, kami menikmati makan siang dan menghabiskan waktu dengan menapaki jalan setapak diantara rumah-rumah tua yang cantik. Bila ingin mengetahui suasana pemukiman orang Belanda masa lampau, memang Giethoorn lah tempatnya. Tidak ada gedung tinggi disini, gereja nya pun kecil saja dan berada tepat di depan kanal, tanpa ada jalan melintas di depannya. Semuanya asri dan tentram, waktu seperti tidak bergerak di tempat ini.  Tidak hanya di musim panas Giethoorn popular menjadi tujuan wisata, di musim dingin turis datang ke sini untuk ber ‘ice skating’ di kanal-kanal yang beku.

Website penting  untuk wisata ke Giethoorn:

No comments:

Post a Comment