|
Giethoorn di dekat kota Zwolle |
Suatu hari
yang cerah di bulan Juli, kami berjalan-jalan ke Giethoorn, suatu kampung kecil
di sebelah utara kota Zwolle. Giethoorn terletak sekitar 110 km di timur laut
Amsterdam, berada di provinsi Overijssel.
Dari Delft kami mengendarai
mobil melewati jalan bebas hambatan A4 sampai Amsterdam dan disambung dengan A6
menuju Lelystad di utaranya. Sekitar 30 km lagi dari Lelystad dengan menggunakan
jalan yang lebih kecil dan sepi ke arah timur laut sampailah kami ke tempat
tujuan.
Semakin ke utara dari Amsterdam, pemandangan sepanjang jalan memang
agak membosankan, karena datar dan hanya diisi padang rumput atau sesekali
kincir angin yang berukuran besar.
|
Danau kecil di Giethoorn |
Giethoorn adalah sebuah kampung kecil
yang bisa dikatakan sebagai kampung bebas kendaraan beroda. Dikenal sebagai
“Venice of the North” atau “Venice of the Netherlands”, memang cukup beralasan
karena hampir seluruh kampung tersebut dikelilingi kanal. Kendaraan beroda
hanya berakhir di ujung kampung, dimana orang bisa memarkir kendaraan dengan
leluasa di tempat parkir yang luas.
Untuk ke dalam dan berjalan mengelilingi kampung yang indah tersebut
orang menggunakan perahu listrik yang disebut “punters” atau perahu berbisik
karena suaranya yang halus membelah air di kanal-kanal.
|
Berperahu di bawah jembatan kayu |
Ada sekitar 7.5 km panjang kanal di
kampung kecil itu. Terdapat 50 jembatan kayu melintas kanal yang kedalamannya
hanya kira-kira 1 meter saja. Kampung ini didirikan sekitar tahun 1230 oleh pelarian
dari daerah Mediterania yang menetap disini. Mereka menemukan banyak serakan
tanduk kambing liar yang mungkin punah karena banjir besar sekitar tahun 1170,
sehingga kemudian mereka menyebut daerah ini sebagai Geytenhorn (horn of goat
atau tanduk kambing), yang kemudian berubah sebutannya menjadi Giethoorn.
Kanal yang dangkal ini hanya cukup
untuk lalu lalang perahu kecil “punters”. Rumah-rumah yang dibangun di sekitar
kanal ini dihubungkan satu sama lain dengan jalan setapak dan jembatan kayu
atau dengan menggunakan perahu untuk melintasi kanal. Hampir semua rumah tua
yang ada di Giethoorn ini beratapkan daun semacam ilalang yang tebal dan
dipotong dengan rapi. Berbeda dengan
atap ilalang di Indonesia yang tipis, di negeri ini tebal atap hampir sekitar
30 cm. Kampung Giethoorn ini dihuni oleh sekitar 3000 orang, hampir semua tinggal
di lahan seperti pulau karena dikelilingi air.
|
Rumah-rumah beratapkan daun ilalang |
Selama musim panas, turis banyak
berkunjung ke daerah ini untuk berperahu berkeliling danau dan kanal menikmati
pemandangan asri. Perahu-perahu disewakan per jam, dan dengan mengendarai
sendiri, perahu itu bebas kita pakai sesuai perjanjian. Dengan dibekali peta
ala kadarnya tentang danau dan kanal yang ada di Giethoorn ini oleh pemilik
perahu, kita bisa berkeliling dengan bebas. Seperti halnya jalan mobil, di
setiap kanal ini juga terdapat tanda lalu lintas, untuk mengatur arah perahu
supaya tidak bertabrakan karena kanal yang tidak begitu lebar.
|
Rumah yang menjadi Galeri kerang |
Kelihatannya, tempat ini cukup popular
bagi kalangan orang Belanda sendiri, terutama yang sudah berusia agak lanjut.
Rumah-rumah tua dengan gaya arsitektur yang cantik itu berubah fungsi menjadi
restoran, museum atau penginapan yang cantik.
Melihat kebersihan dan kerapiannya seperti kota buatan yang sering
dibangun di zaman sekarang untuk lokasi resor, tapi ini adalah benar-benar
kampung atau pemukiman tua.
Bagaimana turis manca negara
berkunjung ke tempat ini? Tidak terlalu sukar, karena bila mengklik website
objek wisata di Belanda, dapat ditemukan penawaran paket wisata one-day tour ke Giethoorn yang dimulai dari kota Amsterdam. Kalau ingin mengendarai mobil sendiri, maka
rute yang harus dilalui dari Amsterdam adalah: Almere – Lelystad – Emmeloord melalui
jalan bebas hambatan A6. Kemudian setelah keluar dari Emmeloord gunakan jalan
N331 dan dilanjutkan dengan N333 ke arah Steenwijk. Sebelum memasuki
Steenwijk ambil jalan N334 ke Giethoorn.
Akan lebih mudah bila menggunakan GPS dengan menuliskan tujuan perjalanan yaitu
Giethoorn-Steeinwijkerland.
|
Restoran di pinggir kanal |
|
|
Setelah cukup pegal berada dalam
perahu kecil selama 1 jam, kami menikmati makan siang dan menghabiskan waktu
dengan menapaki jalan setapak diantara rumah-rumah tua yang cantik. Bila ingin
mengetahui suasana pemukiman orang Belanda masa lampau, memang Giethoorn lah
tempatnya. Tidak ada gedung tinggi disini, gereja nya pun kecil saja dan berada
tepat di depan kanal, tanpa ada jalan melintas di depannya. Semuanya asri dan
tentram, waktu seperti tidak bergerak di tempat ini. Tidak hanya di musim panas Giethoorn popular
menjadi tujuan wisata, di musim dingin turis datang ke sini untuk ber ‘ice
skating’ di kanal-kanal yang beku.
Website penting untuk wisata ke
Giethoorn:
No comments:
Post a Comment