Monday, April 22, 2013

Jalan-Jalan ke Hindeloopen dan Sloten



Jalan-jalan di bulan Mei kali ini adalah menuju Hindeloopen dan Sloten, kota atau kampung  yang historik di utara Belanda.
Hindeloopen
Perjalanan dari arah Amsterdam ke utara menggunakan jalan A47 melewati kota kecil Purmerend sampai ke ujung dari jalan lintas laut (causeway) yang terkenal, Afsluitdijk. Jalan sepanjang 32 kilometer ini dimulai dari Den Oever di provinsi Holland Utara ke desa Zurich di Provinsi Friesland.  Dam dengan lebar 90 meter ini berada di ketinggian 7,5 meter di atas permukaan laut. Pembangunan jalan lintas laut ini untuk menghindarkan amukan badai laut utara ke daerah teluk di Barat Laut Amsterdam.

Semenjak Afsluitdijk dibangun (1927-1933),  Hindeloopen yang asalnya berada di tepi laut menjadi tidak berinteraksi langsung lagi dengan Laut utara. Afsluitdijk ini membentuk danau air tawar yang menampung air dari sungai Ijssel sehingga dinamai IJsselmeer. Danau ini sekarang menjadi danau air tawar terluas di Eropa Barat.  
 
Setelah melewati Afsluitdijk di ujung utara, kami tetap berada di jalan A7 sampai akhirnya berpotongan dengan jalan N359 ke arah selatan yang membawa kami ke Hindeloopen.  Sebelum dibangun Afsluitdijk, Hindeloopen memiliki hubungan kuat dengan negara-negara asing tapi sedikit kontak dengan daerah pedalaman, karena lokasinya yang agak terisolasi. Mungkin karena hal ini maka terbentuk bahasa Hindeloopen yang merupakan campuran bahasa  Fresian, Inggris, Denmark dan Norwegia. Tanda-tanda jalan masih menunjukkan nama yang berasal dari bahasa belanda dan Fresian. Perdagangan dan perkapalan telah membawa penduduk Hindeloopen ke masa keemasan pada abad ke -17 dan ke -18. 

Kota tua ini terkenal karena seni dan kostum Hindeloopen.  Hindeloopen adalah salah satu dari sebelas kota di provinsi Friesland, provinsi paling utara Belanda. Didirikan pada tahun 1225, sebagai kota kecil yang memulai sejarahnya sebagai kampung perkapalan. Karena banjir besar di tahun 1717 yang menyapu sebagian besar daerah itu, dibangun tanggul pinggir laut (dike) pada tahun 1933.  Tanggul tinggi dan lebar ini kini hijau tertutup rumput  sehingga bisa menjadi tempat untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan danau luas seperti laut ini.
Di pusat kota yang tua, Anda bisa merasakan karakter Hindeloopen yang unik dengan mengembara melalui jalan-jalan sempit dengan pemandangan indah, jembatan kayu yang khas, dan fasad bangunan yang unik. Di musim semi, turis sudah mulai banyak mendatangi Hindeloopen. 
Tempat-tempat menarik sekitar Hindeloopen adalah Lock dengan East Tower, Old Harbour, Zijlroede, West Tower and Church, dan Museum Hindeloopen. Waktu seperti diputar kembali ke masa lalu melihat pusat Hindeloopen tua yang masih terpelihara. Di museum Hindeloopen, kita bisa melihat sejarah maritim yang kaya dan adat istiadat penduduk Hindeloopen, yang semuanya terwujud dalam seni Hindeloopen, seperti furniture cantik dengan lukisan cat dan kostum antik yang indah.
 
Seperti halnya kota-kota lain di Belanda, Hindeloopen memiliki banyak kanal yang dilintasi jembatan kayu cantik.  Toko dan rumah-rumah sekitar tengah kotanya seperti lukisan, dan memang sering diabadikan dalam lukisan Hindeloopen yang unik.  Kanal terbesar yang melintas Hindeloopen dikenal sebagai Sylroede,tampak cantik dijadikan background foto para turis yang berkunjung kesana. 

Daerah sekitar Hindeloopen ini terasa tenang dan damai, sehingga menjadi tempat berlibur yang menyenangkan baik di musim panas maupun di musim semi.   
Pantainya di musim panas dapat digunakan untuk berenang, surfing ataupun memancing, tentu saja berjalan-jalan sepanjang pantainya dengan pemandangan yang menarik menjadi pilihan juga. Pelabuhan tuanya dipenuhi perahu-perahu layar pesiar dan di pinggirnya restaurant dan bar kecil bisa menjadi tempat untuk menikmati makanan atau minuman sambil melihat kapal yang datang dan pergi ke danau Ijsselmeer.
Sloten
Setelah makan pancake ala Hindeloopen yang yummy sebagai cemilan sore hari, perjalanan diteruskan ke kota kecil lainnya, Sloten. Jarak 24,5 km ditempuh melalui jalan kecil sebelum masuk ke highway N359 arah Sudersewei.  Setelah keluar di bunderan menuju Vinkebuorren, tak lama kemudian kami memasuki wilayah Sloten yang berada dekat sekali dengan Slotermeer atau Danau Sloter.
Sloten adalah salah satu kota terkecil di Belanda yang didirikan pada tahun   1426 dan masuk dalam provinsi Friesland. Sama halnya dengan Hindeloopen, Sloten ini dikenal sebagai kota tua di Belanda yang masih banyak memiliki bangunan tua yang terpelihara di sepanjang kanal terbesarnya, Heerenwal. Sloten ini dahulunya hanya kampung kecil yang dikelilingi kanal dan berada dipersimpangan empat kanal. Sekarang Sloten menjadi salah satu tujuan berlibur untuk olahraga air seperti berlayar, bersilancar pada musim panas dan untuk skating di danaunya pada musim dingin.
Di salah satu ujung kanal, terdapat tempat berkumpul dan beristirahat para pelayar setelah seharian berlayar di Slotermeer. Lokasinya seperti tempat camping, ada tali jemuran untuk baju dan tempat barbekyu. Mereka tak memerlukan hotel, karena bisa tidur dengan sleeping bag di perahunya. Pemerintah kota Sloten menyediakan tempat berkumpul itu lengkap dengan fasilitas cuci mandinya.
Begitu memasuki wilayah Sloten, semua mobil diarahkan ke tempat parkir mobil luas  yang berbatasan dengan kanal bagian luar. Menyusuri jalan kecil diantara bangunan dan dinding bata, sampailah ke pusat kota Sloten. Pusat kota Sloten berada di sepanjang kanal utamanya, Heerenwal, yang dijejeri pepohonan rapih dan jalan paving batu di depan bangunan tua dari batu dan bata.  

Di sepanjang kanal ini terdapat gereja tua, bangunan balaikota (Stedhus dalam bahasa Frisian) yang antik dengan museum kecilnya, lalu kincir angin kuno yang diberi nama De Kaai, serta benteng tua dengan papan kayu untuk mempertontonkan penjahat di depannya. Rumah-rumah di sepanjang kanal itu juga antik dan cantik untuk diabadikan dalam foto.
  


Pengunjung bisa duduk di café di pinggir kanal karena jalan hanya untuk pejalan kaki dan sepeda saja. Disamping gereja tua di pinggiran kanal terdapat pemakaman kecil dengan pintu gerbang besi yang unik dan sedikit menyeramkan. Mungkin maksudnya agar semua yang melewati tempat itu mendapat “reminder” akan alam lain yang akan kita masuki.
           

Sewaktu menuju arah pulang ke Delft dari Sloten, rute perjalanan melalui Windmolenpark Ijsselmeer yang berada sepanjang highway A6 dekat kota Lelystad di Flevoland. Terdapat 134 kincir angin modern yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Lokasi ini adalah tempat kincir angin terbesar di Belanda.
 

Setelah melewati kota Lelystad dan Almere menggunakan highway A6 ke arah Amsterdam, kami kemudian berpindah menggunakan jalan A4 di jalan lingkar luar Amsterdam untuk menuju kota Delft.  Usailah sudah perjalanan hari ini sepanjang kira-kira 384 km.


Friday, April 12, 2013

Jalan-jalan bersepeda di Belanda



Selama tinggal di Belanda sudah menjadi acara rutin untuk bersepeda dikala cuaca cukup bagus, biasanya mulai bulan April sudah bisa bersepeda jauh.  Walau sebelumnya hanya sesekali saja bersepeda waktu di Indonesia, setelah tinggal di Belanda, sepeda menjadi alat trasnportasi andalan kami. Bersepeda di Belanda sangat nyaman, karena tidak takut diserempet motor atau mobil. Di beberapa tempat, jalan terdiri dari tiga bagian yaitu untuk mobil, sepeda dan pejalan kaki. Kalau pun bersatu di jalan raya, marka jalan yang jelas membedakan jalur sepeda dan jalur mobil.
Tidak seperti para gowes di Indonesia yang berkostum lengkap bila bersepeda. Di Belanda,  orang-orang tidak menggunakan helmet atau kostum khusus. Biasanya yang bersepeda mengenakan celana dan T-shirt kaos ketat serta helmet adalah mereka yang mengikuti lomba.  Perlengkapan bersepeda disana cukup jaket dan selendang penutup leher. Kadang-kadang menggunakan topi, tapi dengan angin yang sering dahsyat, lebih aman  mengenakan jaket bertopi (capuchon).
Sepeda tidak menghalangi orang untuk menggunakan sepatu dengan hak tinggi. Beberapa kali saya berpapasan dengan wanita bersepeda yang bersepatu hak tinggi. Juga pernah saya melihat wanita hamil besar masih bersepeda, dan membonceng anak batita di bangku khusus di belakangnya. Setiap pagi waktu ke sekolah atau ke kantor, jalur sepeda padat dan orang-orang bersepeda dengan cepat. Jarang melihat mereka bersepada lambat-lambat, sudah cepat sambil mengobrol atau makan roti pula kadang-kadang.
Bila akan bersepeda ke tempat yang agak jauh, sebelumnya dipelajari dahulu rute ke tempat tujuan, dengan Google dapat terlihat jalur sepeda ke berbagai tempat. Pagi-pagi sudah disiapkan air minum di botol dan sandwich daging turki lapis untuk cemilan, sedangkan untuk makan siang bisa macam-macam, mulai dari mie goreng, sampai nasi capcay. Semua perbekalan disimpan di tas yang terlampir di kiri kanan sepeda, seperti sepeda pak pos tempo dulu.  

Zevenhuiserplas
Tujuan bersepeda ini ada di utara Rotterdam di dekat desa yang bernama Zevenhuizen. Jarak yang kami tempuh sekitar 20 km dari tempat kami tinggal di Delft. Danau buatan yang cukup besar ini berada di lingkungan yang tenang dan lapang. Jalan sepeda yang kami lalui bersih dan rata sehingga tidak terasa bisa menggenjot cukup cepat.
Melewati kanal, lapangan rumput dan hutan kecil, akhirnya kami sampai juga di danau Zevenhuiserplas. Tidak terlalu istimewa danaunya, padang rumput dan pohon-pohon rindang yang bersih menjadi tempat untuk bermain setelah lama bersepeda. Tampak bangunan tinggi Rotterdam terlihat dari danau, karena memang sudah berada di perbatasan daerah Rotterdam.
Zuidenpark
Taman yang luas ini ada di kota Den Haag berbatasan dengan wilayah Rijswijk. Kami bersepeda dalam rombongan kecil dari Delft melalui jalan Princess Beatrixlaan yang panjang, sebagai kelanjutan jalan utama Provincialeweg di Delft. Jalur sepeda disamping jalan Princess Beatrixlaan ini mulus sekali sehingga perjalanan sepanjang 10 km tidak terasa berat karena jalan yang datar. Mulai melewati perbatasan Delft-Rijswijk pemandangan hanya padang rumput dengan sapi atau domba dan bangunan green house.
Taman Zuidenpark ini termasuk taman kota terbesar di Belanda, yang didirikan sekitar tahun 1920 an. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di taman ini, bisa berjalan kaki atau lari di lintasannya, bersepatu roda, bersepeda atau hanya berbaring di rumput dan barbekyu. Di musim panas biasanya sering diadakan konser musik terbuka gratis untuk masyarakat.
Monster di Zuid Holland
Lokasi tujuan bersepeda kali ini adalah kota kecil pinggir pantai yang berada kira-kira 10 km di sebelah barat daya kota Den Haag. Dari kota Delft tempat kami tinggal jaraknya sekitar 17.5 km. Rombongan di bulan April ini agak banyak, yaitu sekitar 25 sepeda. Karena banyak jadi ada pemimpin dan penyapu agar rombongan tidak terpencar. Asik juga bersepeda dalam rombongan besar seperti ini, karena sebelumnya paling banyak berdelapan. Jaket tebal tak kuat menahan udara dingin bulan April yang bertambah dingin dengan angin yang menerpa wajah sewaktu bersepeda.

 Setelah lepas melalui wilayah Rijswijk, rombongan melaju melalui daerah luas yang lapang dengan kebun-kebun sayur dan bunga.
Kami sempat memasuki green house yang sedang “open house” sehingga bisa melihat bagaimana tanaman bunga potong maupun bunga pot dikembang biakkan di Belanda. Semuanya serba praktis dan mekanis, tak heran Belanda bisa menjadi negara pengekspor bunga.
Pantai Monster yang berada di tepi laut utara ini sangat sepi dan kosong. Walau luas dengan pasir coklat yang halus tak banyak orang yang mengunjungi pantai pada saat cuaca masih terlalu dingin untuk bermain air. Setelah melepas lelah di kedai kecil dengan minum kopi dan teh serta kentang goreng yang panas, rombongan kembali pulang dengan membawa kenangan foto-foto bersama.


Dobbeplas dan Delftse Hout
Danau Delftse Hout adalah danau terdekat dari pusat kota Delft. Dengan bersepeda selama 4,5 km atau sekitar 20 menit, melewati Oosportburg dan IKEA sampai di lokasi yang luas dan tenang ini.  Danau ini dibuat sekitar tahun 1960 an karena pengerukan tanah untuk pembangunan perumahan di area sekitar Delft. Termasuk dalam area ini adalah perternakan kecil yang selalu ramai dikunjungi anak-anak.
Juga taman air yang selama musim panas cukup padat dipenuhi anak-anak. Danaunya bisa untuk berenang karena airnya cukup jernih. Pasir putih sekeliling danau juga menjadi tempat piknik dan barbekyu. Yang spesial adalah adanya bagian pantai yang digunakan kaum nudis untuk berjemur disini. Bila ingin camping juga bisa, disediakan lokasi camping dengan membayar dan lokasi camping yang gratis.

Dobbeplas terletak lebih timur laut dari Delftse Hout, sekitar 3,5 km melewati hutan dan ladang sampai ke danau yang sedikit lebih kecil dari danau di Delftse Hout. Danau Dobbeplas lebih lapang sekelilingnya, karena hanya rumput bukan hutan kecil seperti di Delftse Hout. Danau ini dan area sekitarnya juga merupakan lokasi rekreasi air, berkuda, dan untuk piknik.
Yang khas dari Dobbeplas adalah adanya kincir angin tua di sekitar itu. Bersepeda ke dua lokasi ini hanya memakan waktu sebentar saja dari pusat Delft. Biasanya setelah piknik makan siang dan udara sudah mulai terik, kami bergegas menggenjot sepeda pulang.



Thursday, April 4, 2013

Jalan-Jalan ke Kampung Sumber Alam di Garut



Tujuan jalan-jalan kali ini adalah Garut. Kota yang dikelilingi pegunungan di sebelah timur Bandung. Ada apa di Garut? Ternyata lumayan juga tujuan wisatanya. Ada beberapa danau atau situ, air terjun, sentra kerajinan kulit dan tentunya tak ketinggalan mencoba kuliner khas Garut. Cerita perjalanan kali ini khusus berbagi cerita tentang Kampung Sumber Alam. Sekarang saya ceritakan ya bagaimana perjalanan dari Jakarta ke Garut. Perjalanan dari Jakarta menggunakan tol Purbaleunyi dan keluar di ujung tol yaitu di jalan Cileunyi – Jatinangor cukup lancar, jarak sekitar 160 km ditempuh kurang dari 2 jam karena tidak macet. Jalan berikutnya adalah menggunakan jalan lintas provinsi yang menghubungkan Bandung dan Garut/Ciamis. Di daerah Nagrek, sekitar 30 km dari exit tol cileunyi, jalan terbagi dua yaitu kiri ke arah Tasikmalaya/ Ciamis dan kanan ke Garut. Pertigaan ini agak aneh dan membahayakan, karena tiba-tiba saja terbagi dua dan bisa frontal berhadapan dengan kendaraan dari arah Garut ke Bandung. Mungkin seharusnya ada segitiga atau bundaran yang bisa memisahkan kendaraan yang akan ke Garut dan yang dari arah Garut. Ya ini adalah komentar orang yang baru pertama kali melewati Nagrek ke Garut, mungkin yang sudah biasa tidak merasa aneh dengan tanda lalu lintas yang kurang memadai ini.

Kampung Sumber Alam: 
Tujuan pertama jalan-jalan ke Garut adalah ke hotel/resort yang dikenal sebagai Kampung Sumber Alam. Lokasinya di daerah Cipanas, sebelum masuk kota Garut dari arah Bandung. Sekitar 18, 8 km dari pertigaan Nagrek sampailah ke jalan Pesawahan yang menuju Cipanas, belok ke kanannya tidak jauh dari restaurant sunda Cibiuk sebelum kota Garut. Jalan Pesawahan ini kecil tapi langsung menghadap ke Gunung Guntur yang tampak tinggi dan gundul. Setelah letusan tahun  1847 gunung ini tampak tandus puncaknya, walau di bagian kakinya hijau oleh pesawahan dan pepohonan. Sering gunung berapi ini dalam status waspada tapi masyarakat sekitarnya , seperti penduduk daerah Cipanas,sudah terbiasa dan tidak mengungsi. 
Kampung Sumber Alam adalah resort bergaya sunda yang cantik dan terawat. Begitu melewati bangunan tempat resepsionis, bunga bugenvile aneka warna dipinggir kolam menanti untuk difoto. Dengan latar belakang gunung Guntur dan area yang luas penuh dengan kolam dan teratai, resort ini menjadi pilihan menarik untuk berlibur di Garut. Walau tampak sudah tua, karena beberapa bangunannya yang dari kayu dan bambu tampak aus, tapi fasilitas di dalam kamar  cukup lengkap. Mungkin karena udara Cipanas Garut ini masih sejuk, maka tidak ada air conditioner di kamar. Untung waktu kami menginap disana, di bulan Maret, tidak pernah kepanasan dan terasa dingin di malam hari. 


 Setiap bungalow di resort ini menghadap kolam berisi teratai dan tanaman air lainnya. Secara umum bungalow yang manapun memiliki pemandangan keluar yang menarik dan selalu terdengar bunyi gemiricik air mengalir yang menyejukkan. Kalau bisa memilih lokasi bungalow, pilih bungalow yang berada di sekitar kolam besar di bagian belakang. Karena selain punya pemandangan kolam teratai yang indah, juga pemandangan gunung Guntur yang luar biasa, terutama di pagi hari. Pemandangan di sekitar kolam tidak kalah dengan pemandangan kolamnya di lukisan Monet. 
Selama menginap disana, setiap pagi kami jalan kaki ke luar kompleks resort . Udaranya masih bersih dan sejuk, cocok untuk jalan kaki menyusuri sawah dan kebun. Walau lingkungan sekitar Kampung Sumber Alam sudah padat dengan perumahan penduduk dan penginapan, tapi di balik perkampungan kami menemukan jalan kecil ke daerah lapang mendekati gunung Guntur. Lumayan kalau ingin berkeringat pagi-pagi bisa jalan ke kaki gunung. 

Bila ingin makanan lain selain di hotel, tinggal naik mobil sebentar ke jalan raya utama Bandung - Garut. Berbagai restauran sunda banyak disana. Selain restaurant Cibiuk yang mantap sambalnya, masih banyak yang lainnya. Pengalaman terakhir, pesan makanan seafood china di salah satu restaurant disana rasanya kurang enak. Ya di Garut memang  mantapnya makanan sunda rupanya. 
Setelah menginap dua malam disana, jelas sudah keunggulan dan kekurangan resort ini. Ini yang menurut saya keunggulannya: Staf hotel sangat ramah dan siap menolong. Taman airnya terawat rapih dan indah dipandang. Bak mandi di setiap bungalow/villa sangat besar, sehingga nyaman untuk berendam air panas alam. Kolam renangnya juga cukup besar dan nyaman untuk dipakai berenang serius. Café di sebelah bangunan resepsionis, tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu mengobrol malam-malam sambil minum kopi atau bajigur dan penganan tradisional. Hidangan makan paginya juga enak dan banyak pilihan.
Hal yang masih kurang dari resort ini: Daun pintu dan jendela sudah tampak aus, ada sedikit celah-celah. Pernah terlihat tikus kecil menyelinap dari balik rak/meja TV keluar melewati celah kecil di pintu. Untung itu adalah pagi terakhir di hotel, kalau tidak pasti tak bisa tidur. Kran air di wastafel sudah goyang-goyang, menunggu waktu untuk diganti sepertinya. Mudah-mudahan kalau ada kesempatan menginap lagi disana sudah ada renovasi.
Begitulah pengalaman menginap di resort Kampung Sumber Alam. Secara umum menyenangkan dan membuat ingin kembali kesana menikmati berendam di air panas alamnya.