Tujuan jalan-jalan kali ini adalah Garut. Kota yang
dikelilingi pegunungan di sebelah timur Bandung. Ada apa di Garut? Ternyata
lumayan juga tujuan wisatanya. Ada beberapa danau atau situ, air terjun, sentra
kerajinan kulit dan tentunya tak ketinggalan mencoba kuliner khas Garut. Cerita
perjalanan kali ini khusus berbagi cerita tentang Kampung Sumber Alam. Sekarang saya ceritakan ya bagaimana perjalanan dari Jakarta
ke Garut. Perjalanan dari Jakarta menggunakan tol Purbaleunyi dan keluar di
ujung tol yaitu di jalan Cileunyi – Jatinangor cukup lancar, jarak sekitar 160
km ditempuh kurang dari 2 jam karena tidak macet. Jalan berikutnya adalah
menggunakan jalan lintas provinsi yang menghubungkan Bandung dan Garut/Ciamis. Di
daerah Nagrek, sekitar 30 km dari exit tol cileunyi, jalan terbagi dua yaitu
kiri ke arah Tasikmalaya/ Ciamis dan kanan ke Garut. Pertigaan ini agak aneh
dan membahayakan, karena tiba-tiba saja terbagi dua dan bisa frontal berhadapan
dengan kendaraan dari arah Garut ke Bandung. Mungkin seharusnya ada segitiga
atau bundaran yang bisa memisahkan kendaraan yang akan ke Garut dan yang dari
arah Garut. Ya ini adalah komentar orang yang baru pertama kali melewati Nagrek
ke Garut, mungkin yang sudah biasa tidak merasa aneh dengan tanda lalu lintas
yang kurang memadai ini.
Kampung Sumber Alam:
Tujuan pertama jalan-jalan ke
Garut adalah ke hotel/resort yang dikenal sebagai Kampung Sumber Alam.
Lokasinya di daerah Cipanas, sebelum masuk kota Garut dari arah Bandung.
Sekitar 18, 8 km dari pertigaan Nagrek sampailah ke jalan Pesawahan yang menuju
Cipanas, belok ke kanannya tidak jauh dari restaurant sunda Cibiuk sebelum kota
Garut. Jalan Pesawahan ini kecil tapi langsung menghadap ke Gunung Guntur yang
tampak tinggi dan gundul. Setelah letusan tahun 1847 gunung ini tampak tandus puncaknya, walau
di bagian kakinya hijau oleh pesawahan dan pepohonan. Sering gunung berapi ini
dalam status waspada tapi masyarakat sekitarnya , seperti penduduk daerah
Cipanas,sudah terbiasa dan tidak mengungsi.
Kampung Sumber Alam adalah
resort bergaya sunda yang cantik dan terawat. Begitu melewati bangunan tempat
resepsionis, bunga bugenvile aneka warna dipinggir kolam menanti untuk difoto. Dengan
latar belakang gunung Guntur dan area yang luas penuh dengan kolam dan teratai,
resort ini menjadi pilihan menarik untuk berlibur di Garut. Walau tampak sudah
tua, karena beberapa bangunannya yang dari kayu dan bambu tampak aus, tapi
fasilitas di dalam kamar cukup lengkap. Mungkin
karena udara Cipanas Garut ini masih sejuk, maka tidak ada air conditioner di
kamar. Untung waktu kami menginap disana, di bulan Maret, tidak pernah kepanasan
dan terasa dingin di malam hari.
Setiap bungalow di resort ini
menghadap kolam berisi teratai dan tanaman air lainnya. Secara umum bungalow
yang manapun memiliki pemandangan keluar yang menarik dan selalu terdengar
bunyi gemiricik air mengalir yang menyejukkan. Kalau bisa memilih lokasi
bungalow, pilih bungalow yang berada di sekitar kolam besar di bagian belakang.
Karena selain punya pemandangan kolam teratai yang indah, juga pemandangan
gunung Guntur yang luar biasa, terutama di pagi hari. Pemandangan di sekitar kolam
tidak kalah dengan pemandangan kolamnya di lukisan Monet.
Selama menginap disana, setiap
pagi kami jalan kaki ke luar kompleks resort . Udaranya masih bersih dan sejuk,
cocok untuk jalan kaki menyusuri sawah dan kebun. Walau lingkungan sekitar
Kampung Sumber Alam sudah padat dengan perumahan penduduk dan penginapan, tapi
di balik perkampungan kami menemukan jalan kecil ke daerah lapang mendekati gunung
Guntur. Lumayan kalau ingin berkeringat pagi-pagi bisa jalan ke kaki gunung.
Bila ingin makanan lain selain
di hotel, tinggal naik mobil sebentar ke jalan raya utama Bandung - Garut.
Berbagai restauran sunda banyak disana. Selain restaurant Cibiuk yang mantap
sambalnya, masih banyak yang lainnya. Pengalaman terakhir, pesan makanan
seafood china di salah satu restaurant disana rasanya kurang enak. Ya di Garut
memang mantapnya makanan sunda rupanya.
Setelah menginap dua malam
disana, jelas sudah keunggulan dan kekurangan resort ini. Ini yang menurut saya
keunggulannya: Staf hotel sangat ramah dan siap menolong. Taman airnya terawat
rapih dan indah dipandang. Bak mandi di setiap bungalow/villa sangat besar,
sehingga nyaman untuk berendam air panas alam. Kolam renangnya juga cukup besar
dan nyaman untuk dipakai berenang serius. Café di sebelah bangunan resepsionis,
tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu mengobrol malam-malam sambil
minum kopi atau bajigur dan penganan tradisional. Hidangan makan paginya juga enak
dan banyak pilihan.
Hal yang masih kurang dari
resort ini: Daun pintu dan jendela sudah tampak aus, ada sedikit celah-celah.
Pernah terlihat tikus kecil menyelinap dari balik rak/meja TV keluar melewati
celah kecil di pintu. Untung itu adalah pagi terakhir di hotel, kalau tidak pasti
tak bisa tidur. Kran air di wastafel sudah goyang-goyang, menunggu waktu untuk
diganti sepertinya. Mudah-mudahan kalau ada kesempatan menginap lagi disana
sudah ada renovasi.
Begitulah pengalaman menginap di
resort Kampung Sumber Alam. Secara umum menyenangkan dan membuat ingin kembali
kesana menikmati berendam di air panas alamnya.
Terima kasih buat tulisannya, bermanfaat mbak
ReplyDeletegak sabar mau ke garut :)