Vlisingen
Bagian
tenggara Belanda dekat dengan perbatasan Belgia terdapat provinsi Zeeland, yang
sebagian besar terletak di delta sungai-sungai besar. Barisan bukit landai
buatan manusia, yang disebut dikes,
berada di sepanjang pantai menjadi penghalang gempuran pasang laut. Karena dikes ini pula, maka bagian daratan yang
hampir seluruhnya di bawah permukaan air
laut dapat bertahan kering sepanjang tahun. Kerusakan parah akibat banjir besar
laut Utara pada tahun 1953 mengawali pembangunan proyek konstruksi perairan di
daerah ini yang dikenal sebagai Delta Works.
Bagian
provinsi Zeeland di delta sungai ini merupakan
salah satu tujuan wisata penting
di Belanda. Pada musim panas dan liburan panjang penghuni Zeeland menjadi
berlipat dua dengan kedatangan para pelancong untuk menikmati pantainya yang
luas alami dengan jalur sepeda di sepanjang pantai. Pantai di semenanjung itu
relatif masih kosong. Laut Utara yang menjorok
ke dalam sampai ke Pelabuhan kota Antwerpen di layari kapal-kapal besar.
Lewatnya kapal-kapal tersebut juga menjadi tontonan yang menarik, karena begitu
dekat ke garis pantai.
Kota yang relatif besar di daerah tersebut adalah Vlissingen, yang berada di pinggir pantai. Karena lokasinya, industri pembuatan kapalnya cukup terkenal. Beberapa kapal perang Negara kita pun di buat disini. Vlissingen adalah tipikal kota-kota berukuran sedang di Belanda. Bangunan-bangunannya relatif baru, setelah bangunan lamanya hampir semua hancur pada waktu Perang Dunia II lalu. Pantai utamanya di dekat Stadhuis (Balai kota) cukup ramai dikunjungi wisatawan, karena lebar dan panjang. Sepanjang pantai tersebut berjejer took-toko, restaurant dan selasar untuk pejalan kaki yang lebar. Pada saat kami kesana, kebetulan sedang ada pasar buku bekas di pinggir pantai. Lumayan besar pasar dadakan ini, dan menariknya banyak buku tentang Indonesia yang dijajakan disini.
Middleburg
Kota lain
yang banyak dikunjungi di daerah Zeeland ini adalah Middelburg dan Veere. Kota
Middelburg yang berpenduduk sekitar 48 000 orang adalah ibukota provinsi Zeeland. Menurut sejarahnya,
kota ini mulai didirikan sekitar awal abad ke 9, tapi baru mendapat hak sebagai
kota pada tahun 1217. Selama abad Pertengahan,
kota ini menjadi pusat perdagangan yang penting antara Ingris dan kota-kota di
daerah Flanders (Belanda bagian selatan). Selanjutnya sewaktu masa keemasan
Belanda sekitar abad ke -17, Middelburg menjadi pusat dari Perusahaan Belanda
di India timur atau VOC.
Sebagai
salah satu kota tertua di Belanda, bangunan Balai Kota (Stadhuis) Middelburg yang
dibangun dengan gaya Gotik pada tahun 1452 -1458 menjadi tengara yang menarik. Walaupun hampir hancur total pada waktu
pemboman sekitar tahun 1940, Stadhuis ini berhasil dibangun kembali seperti
bentuk aslinya.
Pada hari Minggu
siang, kota ini seperti kota mati. Sedikit sekali orang yang terlihat di pusat
kotanya. Seperti halnya kota-kota lain di Belanda, pada hari Minggu pertokoan
tutup dan yang buka hanya restoran. Tidak heran, pengunjung ke kota ini lebih
senang duduk-duduk di café atau restoran sambil menikmati kopi dan poffertjes. Setelah
menikmati makan siang di salah satu restoran di dekat gereja di Middleburg.
Veere
Kami melanjutkan perjalanan ke
kota tetangga, Veere. Kota kecil ini sarat dengan bangunan tua yang bersejarah.
Pelancong yang mengunjungi kota pantai ini terutama dari Belanda, Jerman dan
Belgia. Dibangun pada tahun 1353 sebagai kota nelayan, sekarang marina kecil
disana menjadi tempat bersandar kapal pesiar
(yatchs) dan kapal layar sport. Tepat
di tanah yang menjorok ke laut berdiri
kokoh benteng yang dikenal sebagai Campveerse tower.
Benteng dengan menara ini dibangun untuk pertahanan
kota sekitar tahun 1500 an. Sekarang berfungsi sebagai hotel dan menara mercu
suar.
Rumah-rumah antik
yang mengelilingi town square tampak
cantik dengan taman kecil yang asri. Ada rumah cantik yang disebut Scottish
house, yang didirikan pada abad ke-15 sebagai kantor dagang karena waktu itu
Veere merupakan pelabuhan untuk perdagangan wool dengan Skotlandia sekitar
tahun 1541 – 1799. Bangunan tersebut sekarang menjadi museum. Balai kotanya
berdiri utuh seperti sewaktu didirikan pada tahun 1474. Tentu saja para turis
senang berfoto dengan latar belakang balai kota ini atau suasana town square
yang asri.
Sebagian
besar rumah-rumah di town square ini sekarang menjadi toko yang menjual
barang-barang unik atau menjadi café/restaurant yang cozy. Ada satu toko yang
saya datangi karena dari jendela kaca terlihat cantik. Di dalamnya semua
peralatan dapur dan ruang makan tertata cantik dengan aroma potpourri yang
harum dan menyegarkan. Tidak salah kalau hampir semua pengunjung toko ini
adalah kaum wanita. Toko ini seperti toko favorit saya di kota Delft yaitu “Dille
& Kamille”. Memang saya selalu tertarik dengan toko-toko yang menjual
perangkat makan atau dapur.
Apa yang
dilakukan para pelancong di tempat seperti Veere?. Mereka bisa menyewa perahu
layar kecil dan berlayar di teluk yang tenang seperti danau ini, atau juga bisa
mengikuti tour di kapal yang lebih besar untuk menikmati angin laut dan
memandang kedaratan yang masih banyak berupa padang rumput, atau pepohonan
pinggir pantai. Duduk atau selonjoran di pinggiran marina sambil menikmati
makanan atau hanya membaca buku juga menjadi aktivitas yang bisa dilakukan
pengunjung kota Veere.
Waktu kami
disana sekitar bulan Mei, udara cerah dan sejuk. Jam 4 sore adalah waktu yang
tepat untuk mengisi perut lagi. Melihat kerumunan di dekat salah satu pojok
taman, kami jadi penasaran. Ternyata ada kios penjual ikan atau viskraam yang menjual ikan goreng seperti
kibbeling (ikan nugget), lekkerbek (ikan
berbalut tepung), dan ikan segar siap makan yang disebut haring. Haring ini
ikan segar yang telah diawetkan dengan garam dan kepalanya telah dibuang. “Hollandse
Nieuwe haring” biasanya dimakan dengan cacahan bawang besar (onion) dan irisan
lemon. Cara makan haring ini juga special,
ikan yang bertabur bawang ini diangkat ekornya tinggi-tingi, lalu diluncurkan
ke mulut perlahan-lahan sambil dinikmati. Pertama datang ke Belanda terasa aneh
melihat cara memakan ikan seperti ini, dan juga rasa haring dengan tekstur
mentahnya. Walau aneh tapi penggemarnya banyak, bahkan untuk sebagian besar
orang Indonesia yang tinggal cukup lama di Belanda, haring juga menjadi favorit
snack.
Setelah
menikmati snack ikan haring dan lekkerbek yang gurih garing, kami
tutup sesi makan-makan ini dengan setangkup ice cream yang manis segar. Dengan perut kenyang kami lanjutkan perjalanan kembali ke Baarland tempat kami
camping. Mungkin karena cukup melelahkan
perjalanan hari ini, kami tertidur nyenyak di tenda Vacansoleil yang terasa dingin di udara bulan Mei.
No comments:
Post a Comment